Minggu, 27 Juli 2008

Book of Life

Hidup ibarat sebuah buku.
Setiap halaman kosongnya menanti untuk diisi.
Pena ibarat pikiran liar yang tak berhenti berpacu.
Ia memberi tulisan atau sekedar goresan tak berarti.
Katakanlah setiap carik merupakan wadah untuk menyimpan memori.
Ruang-ruang yang masih putih tak bernoda menunggu untuk disapu tinta.
Setiap percik emosi dan perasaan membawa warnanya sendiri.
Merah membara menyertai amarah.
Abu-abu membelenggu minggu kelabu.
Demikian adanya.
Setiap darinya membawa konsekuensi.
Membawa menuju perjalanan yang berbeda.
Akhir yang bersimpangan.
Walau bagaimanapun
Putih yang ternoda, tak kan pernah kembali suci.
Mengapa?
Karena sebuah penghapus hanya dapat mengikis
Bukan untuk mengembalikan kesempurnaan masa lalu.
Pun sebuah kertas yang terkoyak.
Perekat dapat menyambungnya kembali.
Namun tak akan membuatnya menjadi utuh terpadu.


=/=/=Jakarta, 4 Maret 2008=/=/=


(Hati-hati dalam mengisi buku kehidupan, ya...)


... diunduh dari http://airaxa.blogs.friendster.com/my_blog/

Tidak ada komentar: