Minggu, 27 Juli 2008

The Opened Door

"Ketika kau yakin, pintu itu akan terbuka. Namun bila kebimbangan menyelimutimu, kunci itu tak akan pernah menemukan kombinasi yang sesuai. Maka, yakinlah, dan rahasia di baliknya akan menyambutmu."

Salah seorang sahabat saya baru saja mendapatkan kabar bahagia (yang tentunya membuatnya tak henti bersyukur dan menyunggingkan senyum kepuasan) yang turut membuat saya terhanyut suasana kegembiraan. Setelah perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya perjuangannya selama ini terbayarkan. Berkali-kali kegagalan terus membayanginya (beberapa waktu sempat membuatnya nyaris putus asa) namun akhirnya ia terus maju dan berhasil memetik buah kemenangannya. Ah, tentu buah yang ranum itu akan terasa manis sekali di lidah.

Saya masih mengingat dengan jelas, masa-masa ketika kami saling menyemangati satu sama lain ketika yang lain tengah dirundung masalah. Saat itu, ada sebuah pepatah yang dipegang oleh sahabat saya yang satu ini:"When one door of happiness closes, another opens."

Saya sependapat untuk hal yang satu ini,tapi dengan sedikit modifikasi ala saya tentunya. Pintu itu TIDAK benar-benar terbuka, melainkan BISA dibuka. Artinya?

Pintu kebahagiaan itu terkunci, dan dia membutuhkan sebuah kunci untuk membukanya. Mau tidak mau, saya sedikit merasa tergelitik untuk mengingat analogi lock & key yang sering saya dengar mengenai kompleks enzim & substrat. Ketika substrat itu menempel dengan kombinasi yang sempurna dengan enzim pasangannya, maka enzim itu akan bekerja sesuai dengan peruntukannya. Jika tidak? Enzim akan tetap menjadi enzim, dan substrat hanya sekedar ligand tak bertuan. Tak ada zat yang terurai, dan tak ada yang terbentuk.

Satu lagi kutipan - yang disampaikan oleh Hellen Keller- berhubungan dengan hal ini:”Jika satu pintu tertutup, maka pintu lain akan terbuka.Seringkali kita terlalu terpaku pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu yang terbuka.”Kita tidak akan pernah tahu mana pintu yang sesuai dengan kunci yang kita miliki sebelum kita benar-benar mencobanya untuk semua pintu. Namun, terkadang kita terlalu lama mencobanya di pintu pertama atau kedua - di saat baterai energi kita masih terisi penuh. Kita terus memaksa, dan akhirnya malah menyakiti diri kita sendiri.Ada lagi masa dimana kepercayaan tak lagi ada dalam diri kita. Kita terlalu ragu untuk mencoba. Terlalu takut untuk kembali gagal. Dan, pintu itu tak akan pernah terbuka.

Sabar dan Semangat.

Dua kunci kesuksesan yang tidak boleh terkikis untuk berhasil membuka pintu itu.

Tapi apakah kita cukup kuat untuk mempertahankannya?

Sudahkah pintumu terbuka?
Atau bahkan kau belum berhasil menemukan yang mana pintumu? Selamat mencari! ^-^


... diunduh dari http://airaxa.blogs.friendster.com/my_blog/

Tidak ada komentar: